BADROL27 - Seringkali perempuan yang sedang hamil mudah terkena stress, misalnya karena pikiran yang tidak menentu. Stress saat hamil mungkin sangat normal di alami oleh para calon ibu. Tapi tahukah anda dampak yang akan terjadi pada anak-anak yang ibunya stress ketika mengandung mereka?
Salah satunya dampaknya adalah anak akan tumbuh menjadi lebih tanguh secara mental seperti yang dilansir dari Dailymail pada jumat (03/05/2019).
Penelitian terbaru juga menunjukkan anak-anak yang ibunya mengalami stress saat mengandung mereka dapat tumbuh menjadi lebih tangguh secara mental. Ditemukan bahwa masalah kejiwaan lebih jarang terjadi pada anak-anak yang lahir dalam komunitas kekerasan tinggi di mana sang ibu menderita tekanan mental dan fisik selama kehamilannya.
Para peneliti menyarankan anak-anak yang terpapar stress di dalam rahim mengembangkan mekanisme perlindungan alami yang membuat mereka lebih tangguh saat mereka tumbuh dewasa.
Anak-anak tampaknya lebih tangguh ketika berada di lingkungan stress tinggi jika dibandingkan dengan mereka yang ibunya tidak mengalami masalah yang sama saat hamil. Tetapi satu kritikus mengingatkan kepada ibu bahwa hal tersebut bisa merusak perkembangan otak bayi, berpotensi mempengaruhi bagaimana fungsinya setelah lahir.
Para ilmuan dari Universitas Linkoping di Swedia menganalisis 120 ibu dan 120 anak-anak mereaka di lingkungan yang sulit di Brasil di mana kekerasan geng dan kekerasan dalam rumah tangga marak terjadi. Sementara para ibu sering menunjukkan tanda-tanda depresi, PTSD dan kecemasan setelah pelecehan, anak-anak mereka tumbuh dengan kemampuan untuk ‘mematikan respons stres’.
Dr. Daniel Natt, salah satu penulis utama penelitian ini mengatakan: “anak-anak yang diwawancarai menunjukkan konsekuensi kejiwaan yang lebih rendah dari stress prenatal daripada yang dilaporkan berulang kali dari populasi yag kurang kejam.”
“Hanya ketika IPV ibu terjadi baik selama dan setelah kehamilan, masalah kejiwaan ini kurang parah. Dengan demikian, komponen prenatal tampaknya tela berperan di sini,” Lanjut Dr. Daniel.
Selain melakuak wawancara, peneliti mengumpulkan sampel air liur dari 240 peserta. Mereka menguji air liur untuk metilasi DNA, sejenis perubahan genetik yang mengubah cara gen diekpresikan tanpa memodifikasi kode genetik.
Berdasarkan studi sebelumnya, metilasi DNA diyakini terlibat dalam membentuk ketahanan psikiatris setelah stress awal kehidupan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang ibunya menderita stress prenatal mampu mematikan respons stress lebih cepat.