BADROL27 - Setiap pasangan suami istri selalu mendambakan kehadiran buah hati dalam kehidupan berumah tangganya. Karenanya setiap wanita pasti ingin hamil, untuk memperpanjang garis keturunan mereka.
Tapi dalam perkembangannya, banyak beredar kasus pernikahan di bawah usia yang terjadi di berbagai daerah di Indonesia. Bukan tanpa sebab, jika seorang wanita hamil di usia dini, maka sangat dikhawatirkan dapat membahayakan dirinya dan anaknya yang tengah ia kandung.
Hal ini juga tidak terlepas dari rendahnya pengetahuan anak muda terhadap keseharan reproduksi dan kurangnya akses terhadap informasi yang akurat tentang kontrasepsi disinyalir menjadi dua penyebab utama hal tersebut.
Dua fakta itulah yang kini tengah menjadi perhatian utaman pemerintah. Bukan tanpa sebab, kemajuan teknologi yang begitu pesat membuat para remaja dan generasi milenial lebih mudah dalam mengakses konten-konten berbau pornografi dan terjerumus dalam pergaulan bebas.
Hal tersebut secara tidak langsung memicu penigkatan angka kehamilan remaja di Indoesia. Menurut dr. UF Bagazi, SpOG dari RS. Brawijaya Antasari, kehamilan pada masa remaja sebaiknya dihindari karena dapat menimbulkan banyak sekali efek negatif. Tidak hanya menyangkut kesehatan tubuh saja, akan tetapi juga berdampak pada kesehatan psikologisnya.
Dalam arti lain, rahim anak remaja cenderung tidak dapat menahan calon bayi yang seharusnya bertahan di dalam kandungan selama kurang lebih 9 bulan. Jika dipaksakan justru dapat menyebabkan persalinan yang premature, pecahnya ketuban, keguguran, mudah terkena infeksi, hingga anemia kehamilan (kekurangan zat besi).
Lantas, di usia berapakah kehamial itu di mulai? Lebih lanjut, dr. UF Bagazi menjelaskan, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh BKKBN dan Kemenkes, seorang wanita dianggap sehat dan siap untuk hamil saat usia mereka telah menginjak 24 tahun. Pada usia inilah seluruh organ reproduksi maupun kesehatan psikologi mereka telah siap secara keseluruhan.
Bila dikaitkan dengan tingkat kesuburan, kehamilan ideal bagi seorang wanita adalah saat usianya berada pada rentang 20 sampai 25 tahun. Sebab begitu mencapai usia di atas 35 tahun, wanita akan lebih sulit hamil karena kesuburannya mulai menurun.
Sebuah studi yang diterbitkan oleh jurnal Human Reproduction mengungkapkan bahwa, wanita yang hamil di usia 30 tahun ke atas belum termasuk ketuaan. Hal ini dibuktikan setelah dilakukan penelitian terhadap lebih dari 58.000 wanita.
Para ahli menemukan, wanita usia 20-an memiliki 98 persen kemungkinan untuk hamil. Itu berarti, usia 20-an merupakan puncak kesuburan wanita yang berpeluang besar terjadinya kehamilan. Mulai memasuki usia 30 hingga 38 tahun, tingkat kesuburan pada wanitapun perlahan menurun.
Sumber:okelifestyle